Langsung ke konten utama

Bayu Skak Sang Inspirator

Ya, bagiku tulisan diatas adalah judul yang tepat untuk menggambarkan sosok public figure yang sangat menginspirasi diriku belakangan ini, bukan karena aksi sosialnya, bukan pula dari tulisan – tulisannya, melainkan seseorang yang seumuran dengan saya memiliki semangat dan berjuang untuk dapat membuat film bioskop pertama di Indonesia dengan menggunakan dominasi bahasa daerah khususnya bahasa Jawa. Pria bernama lengkap Bayu Eko Moektito, atau biasa dipanggil nama hitsnya Bayu Skak. Dia adalah seorang youtuber tersukses di Indonesia, yang dimana namanya mulai muncul saat pertama kali mengunggah video komedi di youtube dengan judul video yang menarik dan menimbulkan rasa penasaran. Video pertama yang ia bikin masih berkualitas rendah, namun candaan dan konsep candaannya begitu berkualitas serta didukung karakter logatnya yang khas dengan paras wajah unik dan konyol mampu meningkatkan rating video komedinya. Seiring berjalannya waktu dan mulai mendapatkan penghasilan dari youtube, Bayu Skak meningkatkan kualitas video maupun audionya untuk dapat lebih dinikmati oleh viewers nya. Keseringan mengunggah video komedi dengan jumlah viewers hingga ribuan bahkan jutaan, mampu mengantarkan dirinya untuk memperoleh Piagam Best Vlog Male tahun 2013 serta penghargaan Silver Play Button dari Youtube karena memiliki lebih dari 100.000 pelanggan video (subscriber). Dari sinilah Bayu Skak mulai banyak dilirik oleh produser film untuk menjadi seorang aktor, beberapa film layar lebar Indonesia yang pernah ia mainkan, diantaranya Marmut Merah Jambu (2014), Check in Bangkok (2015), Relationshit (2015), dan Hang Out (2016). Selain film, Bayu Skak pada tahun 2013 – 2014 juga pernah memiliki sebuah acara komedi yang tayang di televisi nasional JTV.
            Aksi ataupun tindakan dari Bayu  Skak yang dapat menginspirasiku adalah ia rela berjuang dan terus berusaha agar film “Yowis Ben” didominasi bahasa daerah khususnya bahasa Jawa dapat diterima di layar lebar. Suatu hal yang melatar belakangi Bayu Skak berjuang untuk filmnya adalah industri film layar lebar Indonesia sangat sedikit yang menggunakan dominasi bahasa daerah, dan menurutnya dunia entertainment selalu menampilkan orang Jawa sebagai budak dan kaum rendah. Selama ini ia rasakan bahwa adanya diskriminasi terhadap orang Jawa baik di kehidupan nyata maupun di dunia hiburan. Butuh waktu yang lama agar film buatan Bayu Skak dapat diterima oleh perusahaan produksi film, karena begitu banyak rumah produksi film menolak karya buatannya sebab film Bayu Skak terlalu didominasi bahasa Jawa. Bukan hanya itu, pada akun media sosial Bayu Skak sempat dibikin geram dengan adanya masyarakat yang menolak bahkan mencaci bahasa dan adat orang Jawa. Melalui tekad yang bulat, dan keteguhan jati dirinya serta tekad untuk membungkam cibiran terhadap orang Jawa, Bayu Skak sebagai orang Jawa yang memiliki darah seni pun tidak patah arang untuk terus berusaha mengangkat derajat orang Jawa dan memperjuangkan film karyanya. Pada akhirnya ada rumah produksi yang bersedia membantu Bayu Skak untuk meraih cita – cita mulianya yakni rumah produksi Starvision. Bayu Skak berharap filmnya dapat menembus satu juta penonton dalam kurun waktu satu bulan supaya film Yowis Ben dapat diperhitungkan di kancah perfilman. Melalui perjuangannya, Bayu Skak juga berharap agar filmnya mampu menjadi pioneer dan inspirasi bagi semua anak bangsa Indonesia untuk tidak ragu membuat karya film, video maupun vlog yang menggunakan bahasa daerahnya masing – masing.

            Perjuangan, kerja keras, mental, jati diri, serta tekad yang utuh mampu mengalahkan halangan rintangan yang mengganjal dalam hidup ini. Maka dari sedikit cerita inilah, Bayu Skak mampu menginspirasiku dalam menjalani kerasnya hidup.

               



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Jiwa Kami Bernama PERSEBAYA

Bagi masyarakat pecinta sepakbola atau penikmat si kulit bundar, pasti tidak asing dengan nama suporter yakni Bonek, salah satu suporter militan berbasis di kota Surabaya yang dimana eksistensi Bonek ini telah tersebar luas baik di dalam negeri maupun luar negeri. Saya sebagai masyarakat Surabaya dan mengaku sebagai Bonek, merasa bangga karena sejarah dan prestasi Persebaya telah diakui di mata dunia, maka banyak Bonek bermunculan tidak hanya di kawasan Surabaya saja namun telah mengglobal. Awal kecintaanku mendukung Persebaya adalah ketika saya mendengar hasutan dari para remaja sebaya yang berkata kepadaku “Jika kamu warga Surabaya, datang ke stadion dan dukung Persebaya”. Mereka yang menghasut saya seakan – akan layaknya menjiwai tokoh Bung Tomo (pahlawan Surabaya) yang menggelorakan semangat di hati pendengarnya. Dalam benak hati sempat berpikir, namun saya langsung memutuskan untuk ikut menjadi Bonek, karena dalam hatiku kala itu, apa yang bisa aku lakukan untuk kota Surabaya te

Menurutmu apa itu hobi?

Bicara soal hobi, sebenarnya saya tidak mengerti apa itu deskripsi atau pengertian mengenai hobi. Namun jika ditanya mengenai hobi, maka saya akan menjawab hobi adalah sesuatu yang dapat membuat perasaan gembira dan senang melakukannya. Hobi olahraga misalnya, hampir semua cabang olahraga sudah pernah saya coba, diantaranya futsal, bowling, lari, billiard, voli, renang, basket, bulu tangkis, dan fitnes. Dari sekian banyak olahraga tersebut, tidak ada satu pun yang dapat membuat saya menjadi ahlinya. Mindsetku yang terpenting berolahraga mengeluarkan banyak keringat dan membakar lemak, notabene badan gemuk yang saya miliki ini harus diimbangi dengan olahraga yang mampu mengeluarkan banyak keringat demi dilihat menarik oleh sang pujaan hati. Seiring berjalannya waktu setelah punya pacar, kebiasaan berolahraga sudah mulai malas dijalani karena sang pacar menerima kondisi bentuk tubuh saya yang gemuk ini. Cerita mengenai pacar yang memilih bentuk tubuh gemuk saya, tidak saya ceritakan dis

Yogyakarta "Never Ending of Asia"

            Mendengar kata jalan – jalan di benak bagi kebanyakan orang langsung tersirat wajah yang bergembira dan penuh antusias tinggi. Dibandingkan ketika mendengar kata “belajar”, ekspresi wajah seseorang secara umum langsung kucel dan tidak bergairah, hal semacam ini wajar bagi setiap manusia. Dianggap wajar karena rutinitas manusia yang begitu padat dan membuat kinerja otak yang dipaksa untuk terus berpikir, hal inilah yang membuat seseorang butuh adanya refreshing atau penyegaran. Maka sangat wajar apabila seseorang wajahnya langsung cerah seperti matahari ketika mendengar kata jalan – jalan. Berbagai kisah menarik dari pengalaman seseorang mengenai jalan – jalan atau lebih kekinian disebut dengan travelling , ada yang berakhir happy ending bahkan ada pula yang berakhir sad ending karena segala sesuatu yang telah kita rencanakan terkadang tidak sejalan dengan apa yang telah kita pikirkan matang – matang sebelum berangkat.             Menceritakan happy ending pada sebua